Kamis, 15 Juni 2017

Tahapan Uji pada Fase Pemrograman




Programmer menguji modul dengan menetapkan lingkungan yang tepat, menyediakan beberapa input, membiarkan modul langsung memproses secara logik dan mendapatkan hasilnya. Beberapa input mungkin tidak sebenarnya, terutama jika modul tersebut tidak menyediakan input yang sebenarnya.
Modul seharusnya diuji dalam dua tahap, yaitu :

  • Tahap Pertama disebut pengujian “White Box”. Programmer harus mengetahui isi di dalam modul dan menyediakan data pengujian, sehingga masing-masing path logical dalam program dapat dieksekusi.

a.       Kelebihan pengujian “White Box”
  1. Kesalahan logika. Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti. 
  2. Ketidaksesuaian asumsi. Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki. 
  3. Kesalahan ketik. Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.

b.      Kelemahan pengujian “White Box”
Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya


  • Tahap Kedua atau pengujian “Black Box” dapat dilakukan. Dalam pengujian ini, programmer mengabaikan bagian dalam dari modul – data disediakan secara berurut dan dianggap seperti pemakaian sebenarnya.

a.       Kelebihan black box testing :
1.      Spesifikasi program dapat ditentukan di awal
2.      Dapat digunakan untuk menilai konsistensi program
3.      Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi
4.      Tidak perlu melihat kode program secara detail

b.      Kekurangan black box testing :
Bila spesifikasi program yang dibuat kurang jelas dan ringkas, maka akan sulit membuat dokumentasi setepat mungkin




Sumber :
http://tkjpnup.blogspot.co.id/2013/12/black-box-testing-dan-white-box-testing.html 
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar