1. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TENTANG KALIMANTAN TIMUR
Provinsi Kalimantan Timur merupakan
salah satu Provinsi terluas memiliki potensi sumberdaya alam melimpah dimana
sebagian besar potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya
alam dan hasil-hasilnya sebagian besar dieksport keluar negeri, sehingga
Provinsi ini merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari
sektor Pertambangan, Kehutanan dan hasil lainnya. Secara administratif Provinsi
ini memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Negara Bagian Sabah
Malaysia Timur, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat Makasar
dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan
Provinsi Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur.
Secara administratif Provinsi ini
memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Negara Bagian Sabah
Malaysia Timur, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat Makasar
dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan
Provinsi Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur.
Kalimantan Timur memiliki luas
wilayah daratan 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km2 terletak
antara 113º44’ Bujur Timur dan 119º00’ Bujur Timur serta diantara 4º24’ Lintang
Utara dan 2º25’ Lintang Selatan.
Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003
berjumlah 2.704.851 jiwa, tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai
3.553.143 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk
Kalimantan Timur meningkat sebesar 848.292 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk
setiap tahunnya rata-rata 3,82 persen. Adapun komposisi penduduk menurut jenis
kelamin pada tahun 2010 terdiri dari penduduk laki-laki 1.871.690 jiwa (52,68
persen) dan penduduk perempuan 1.681.453 jiwa (47,32 persen).
Seiring dengan pelaksanaan otonomi
daerah atas dasar Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah, Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan pemekaran wilayah
administrasi pemerintahan hingga tahun 2007 Provinsi Kalimantan Timur telah
berubah menjadi 14 Kabupaten/Kota masing-masing empat (4) Kota dan sepuluh (10)
Kabupaten dengan 140 Kecamatan dan 1.445 Desa/Kelurahan.
Sepuluh Kabupaten tersebut adalah
Paser dengan ibukota Tanah Grogot, Kutai Barat dengan ibukota Sendawar, Kutai
Kartanegara dengan ibukota Tenggarong, Kutai Timur dengan ibukota Sangatta,
Berau dengan ibukota Tanjung Redeb, Malinau dengan ibukota Malinau, Bulungan
dengan ibukota Tanjung Selor, Nunukan dengan ibukota Nunukan, Penajam Paser
Utara dengan ibukota Penajam dan Tana Tidung dengan ibukota Tideng Pale
(pemekaran dari Kabupaten Bulungan disetujui pembentukannya pada sidang
paripurna DPR RI pada tanggal 17 Juli 2007). Sedangkan empat Kota adalah
Balikpapan ibukotanya Balikpapan, Samarinda ibukotanya Samarinda, Tarakan
ibukotanya Tarakan dan Bontang ibukotanya Bontang.
Profil Prov Kalimantan Timur
1. Hari Jadi :
9 Januari
2. Dasar Hukum : UU
No. 25 Tahun 1956
3. Gubernur :
Dr. H. AWANG FAROEK ISHAK
4. Wakil Gubernur : Drs. H.
FARID WADJDY, M.Pd
5. Luas Wilayah Daratan :
198.441,17 km2
6. Luas Pengelolaan laut :
10.216,57 km2
7. Kabupaten / Kota :
10 Kubupaten / 4 Kota
8. Kecamatan :
140
9. Desa :
1.445
10. Jumlah Rumah Tangga :
879.523
11. Jumlah Penduduk :
3.553.143 jiwa
12. Kepadatan Penduduk :
18,18 jiwa/km2
13. Angkatan Kerja :
1.648.445 jiwa
14. Jumlah Penduduk Miskin :
285.400 ribu jiwa
15. Pertumbuhan Ekonomi :
4,95
16. PDRB ADH Berlaku :
Rp. 320.858.565.000.000,-
17. PDRB Per Kapita ADH Berlaku :
Rp. 90.330.889,-
18. Pendapatan Asli Daerah :
Rp. 2.711.344/595.993,87,-
PETA ADMINISTRASI KALIMANTAN TIMUR
FLORA DARI KALIMANTAN TIMUR
Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Siapa yang tak mengenal anggrek hitam
(Coelogyne pandurata)? Keelokannya telah tersohor ke seantero Indonesia bahkan
dunia. Flora ini merupakan spesies asli Kalimantan. Salah satu habitatnya
berada di Cagar Alam Padang Luway yang secara administrasi terletak di 3
kecamatan yaitu Kecamatan Sekolaq Darat, Kecamatan Melak dan Kecamatan Damai,
Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Anggrek Hitam memiliki nama ilmiah
Coelogyne pandurata. Tumbuhan ini hidup bergerombol membentuk rumpun. Bagian
pangkalnya memiliki umbi yang berbentuk bulat telur agak pipih, dengan dua
helai daun elips yang menjulang ke atas. Kebanyakan orang mengira bahwa bunga
anggrek hitam berwarna hitam secara keseluruhan. Tetapi kenyataannya tidaklah
demikian. Bunga anggrek hitam berbentuk tangkai dengan jumlah kuntum bunga
antara 5-10 kuntum per tangkai. Warna bunganya didominasi oleh warna hijau
kekuningan pada bagian kelopak dan mahkotanya, sedang bagian bibir bunga
berwarna hitam dimana bagian dalam terdapat bintik-bintik warna hitam dengan
kombinasi garis-garis hitam. Keindahannya bisa dinikmatai saat musim berbunga
tiba.
Musim berbunga Anggrek Hitam biasanya
terjadi pada akhir tahun antara bulan Oktober sampai Desember. Ketika musim
bunga, terdapat ratusan kuntum bunga yang bisa kita temui di sana. Menurut
kepercayaan masyarakat setempat, anggrek hitam memiliki daya mistis. Masyarakat
Dayak sangat menghormati anggrek hitam, mencurinya berarti merupakan
pelanggaran terhadap hukum adat yang sulit terampuni.
Selain anggrek hitam, di dalam
kawasan ini juga dapat dijumpai beberapa jenis anggrek lain seperti anggrek
tebu (Gramatophyllum speciosum), anggrek merpati (Dendrobium cruminatum),
anggrek merpati tanah (Bromheadia finlaysoniana) dan beberapa jenis anggrek
lainnya. Selain itu dijumpai pula tumbuhan karnivora jenis kantong semar
(Nepenthes sp).
Seiring dengan perkembangan waktu,
keberadaan anggrek hitam di Cagar Alam Padang Luway kian terancam. Kebakaran
hutan yang terjadi hampir sepanjang tahun merupakan ancaman serius akan
keberadaannya. Kebakaran hebat beberapa tahun lalu sempat memporakporandakan
kawasan ini dan sekarang menyisakan lahan kosong yang telah ditumbuhi semak
belukar. Sebaran anggrek hitam di kawasan Cagar Alam Padang Luway saat
ini hanya tersisa ± 45 Ha dari luas total kawasan sebesar 5000 Ha, yaitu yang
terdapat di Kersik Luway. Sisanya berupa semak belukar, padang ilalang, areal
terbuka dan perkebunan karet milik masyarakat setempat.
Aktivitas masyarakat setempat juga
turut memberikan dampak negatif kepada kawasan ini. Di dalam kawasan Cagar
Alam, dengan mudah dapat dijumpai perkebunan karet milik masyarakat. Sungguh
ironis memang, kawasan yang seharusnya dijaga keasliannya justru digunakan
sebagai tempat bercocok tanam. Selain itu ditemukan pula pemukiman penduduk.
Selain ancaman kebakaran dan
perambahan, adanya kebijakan Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Barat dengan
memfungsikannya kawasan Cagar Alam Padang Luway sebagai tempat wisata semakin
menambah peliknya permasalahan di kawasan ini. Padahal jika dilihat statusnya
yang merupakan Cagar Alam, seharusnya kegiatan yang diijinkan hanyalah untuk
kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan
kegiatan lain yang menunjang budidaya. Pencurian, sampah dan terganggunya
habitat merupakan beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan
wisata.
Berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi yang dilakukan Balai KSDA Kalimantan Timur tahun 2008, sampai saat ini
di kawasan ini telah berdiri beberapa bangunan pendukung kegiatan pariwisata
seperti: pusat informasi wisata bagi pengunjung (information center), sarana
untuk berjualan makanan (gerobak/display untuk menaruh dagangan) dan portal
masuk ke kawasan Cagar Alam. Belum lagi adanya pembangunan jalan pengangkut
Batubara PT. Trubaindo yang lokasinya sangat dekat dengan batas Cagar Alam
Padang Luway. Dikawatirkan jalan tersebut akan bertambah lebar dan semakin
mengancam keberadaan Cagar Alam Padang Luway (Anonim, 2008).
Balai Konservasi Sumber Daya Alam
sebagai institusi yang mengelola kawasan ini telah, sedang dan akan melakukan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga eksistensi kawasan ini. Dengan
segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki, Balai KSDA Kaltim telah
melakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan diantaranya, melakukan komunikasi dan
sosialisasi dengan Dinas Pariwisata Kutai Barat dalam rangka menghentikan
kegiatan wisata di Cagar Alam, menurunkan tingkat perambahan kawasan melalui
kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan, pembentukan kader konservasi
dan sosialisasi peraturan perundang-undangan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap kawasan konservasi, perlindungan kawasan melalui kegiatan penjagaan
kawasan dan pembentukan posko pemadam kebakaran yang bekerja sama dengan
masyarakat dan instansi terkait.
Kegiatan yang sedang dilakukan
diantaranya seperti operasi fungsional kawasan, patroli rutin kawasan,
pengamanan rutin kawasan, operasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran,
sosialisasi penngendalian kebakaran hutan dan lahan melalui rapat koordinasi
dan pembagian poster. Pada tahun 2010 Balai KSDA Kaltim berencana membangun
gedung kantor Daerah Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (DaOps
Dalkarhut), seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Paser. Diharapkan dengan
berdirinya kantor DAOPS Dalkarhut di Kabupaten Kutai Barat, permasalahan yang
terkait dengan kebakaran hutan bisa segera teratasi.
Dengan banyaknya permasalahan yang
terjadi di kawasan Cagar Alam Padang Luway semoga tidak malah menciutkan nyali
kita dalam upaya menjaga kelestarian Cagar Alam Padang kontribusi
dalam menjaga kelestarian anggrek hitam khususnya dan spesies lain yang
menggantungkan hidupnya pada Cagar Alam Padang Luway. Semoga.
FAUNA KALIMANTAN TIMUR
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa
jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam
diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan
sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika
kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Kalimantan Timur.
Pesut merupakan mamalia air yang unik.
Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris)
hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di
daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris)
selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong
(Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan
sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di
Indonesia ini dalam
bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin
Snubfin.
Diskripsi Pesut. Pesut Mahakam dewasa
mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh
Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna
lebih pucat.
Bentuk
badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke
belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian
moncong pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung
berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan
membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air.
Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam
kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang
mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari
rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Habitat dan Populasi. Pesut Mahakam (Orcaella
brevirostris sub-populasi sungai Mahakam) hidup di sungai Mahakam pada
daerah sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600 km dari daerah hulu. Lokasi
yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara lain Kedang Kepala, Kedang
Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah, serta sebagai danau
Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan
antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut
Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat
terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun
tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Rendahnya populasi ini membuat
lumba-lumba air tawar ini menjadi salah satu binatang paling langka di
Indonesia. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN Redlistmenyatakan status konservasi Pesut
Mahakam sebagai Critically Endangered (Kitis) yaitu tingkat
keterancaman tertinggi.
Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam di
tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
Pesut
Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan
habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah
satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman
kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja.
Anugerah dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh,
tentunya.
2. PROVINSI SUMATERA BARAT
TENTANG SUMATERA
BARAT
Sumatera Barat
berada di bagian barat tengah pulau Sumatera, memiliki dataran rendah di pantai
barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan yang
membentang dari barat laut ke tenggara. Garis pantai provinsi ini seluruhnya
bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai yang
terletak di Samudera Hindia dan beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatera
Barat termasuk dalam provinsi ini.
Sumatera Barat
merupakan tempat yang tepat untuk Anda berpetualang hingga ke daerah pedalaman,
mulai dari alam bebas, satwa liar, pulau, pantai, hingga hutan hujan tropis.
Itu karena inilah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber
keanekaragaman hayati dan keindahan alam.
Sebagian besar
wilayahnya masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies
langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldi, harimau Sumatera,
siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis kupu-kupu dan burung.
Hutan-hutannya dihuni hewan seperti gajah, harimau, macan tutul dan badak.
Di Sumatera
Barat juga ada dua Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Siberut terletak
di Pulau Siberut dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional yang
disebutkan terakhir wilayahnya terbentang dari empat propinsi, yakni Sumatera Barat,
Jambi, Bengkulu, hingga Sumatera Selatan. Selain dua Taman Nasional tersebut
masih ada beberapa cagar alam, seperti; Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam
Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Lembah Harau, Taman Raya
Bung Hatta, dan Cagar Alam Beringin Sakti.
Wisata alam di
Sumatera Barat yang memiliki daya tarik tinggi seperti Ngarai Sianok di Bukit
Tinggi, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Singkarak, air
terjun di Lembah Anai, Ambun Pagi, pantai Carolina, pantai Bumpus, Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS); dan gunung berapi di Singgalam.
Di Sumatera
Barat juga banyak ditemukan peninggalan zaman prasejarah di Kabupaten 50 Koto,
di daerah Solok Selatan dan daerah Taram. Sisa-sisa peninggalan tradisi barn
besar ini berwujud dalam berbagai bentuk seperti: bentuk barn dakon, barn besar
berukir, barn besar berlubang, barn rundell, kubur barn, dan barn altar, namun
bentuk yang paling dominan adalah bentuk menhir. Peninggalan zaman prasejarah
lainnya yang juga ditemukan adalah gua-gua alam yang dijadikan sebagai tempat
hunian.
Sementara itu
wisata budaya yang dapat Anda nikmati antara lain kebudayaan minang di Padang
Panjang, Jam Gadang, Istana Pagaruyung, dan wisata sejarah yang antara lain
berupa gua Jepang di Agam dan Istana Kerajaan Pagarujung di Batusangkar.
Mayoritas
penduduknya adalah suku Minangkabau. Awalnya berasal dari dua suku utama, yaitu
Koto Piliang yang didirikan Datuak Katumanggungan dan Bodi Chaniago dirikan
Datuak Parpatiah nan Sabatang. Kemudian dua suku itu berkembang pesat menjadi
beberapa suku baru seperti; Tanjuang, Chaniago, Koto, Piliang, Guci, Simabur,
Sikumbang, Jambak, dan Malayu. Ada pula suku Batak Mandailing, seperti marga
Lubis dan Nasution tinggal di daerah Pasaman, dan suku Mentawai di Kepulauan Mentawai.
Masyarakat
Sumatera Barat menganut sistem matrilineal yang menempatkan ibu sebagai kepala
keluarga. Wanita yang memiliki harta dan pria yang meninggalkan rumah untuk
mencari uang. Pria suku Minang dianggap sukses jika dia pergi mengembara. Selain
itu, restoran Padang dapat kita temukan di berbagai tempat di wilayah
Indonesia. Orang Minang terkenal ramah dan bijak, mereka berbicara dalam bahasa
Minang dengan gaya bahasa yang puitis.
Masyarakat
Minangkabau memeluk agama Islam sejak berabad-abad yang lalu dan mayoritas
penduduknya hingga hari ini adalah Muslim. Namun, beberapa hukum adatnya lebih
diprioritaskan dibandingkan dengan hukum Islam. Orang Minang menyukai makanan
pedas dan berbumbu.
FLORA SUMATERA
BARAT
Pohon Andalas
Tumbuhan Khas Sumatera Barat
Pohon Andalas
ditetapkan sebagai tumbuhan khas atau flora identitas sekaligus maskot provinsi
Sumatera Barat. Pohon Andalas adalah tumbuhan dari famili Moraceae dan
berkerabat dekat dengan Murbai (Morus alba). Pohon Andalas dimanfaatkan kayunya
untuk bahan perabot rumah tangga, almari, dan bahan bangunan termasuk dalam
pembuatan rumah gadang. Kayunya mempunyai kualitas tinggi, awet, tahan air, dan
anti rayap. Menurut mitos masyarakat setempat, pohon Andalas berasal dari
tongkat Datuak Parpatih nan Sabatang, salah satu tokoh penyusun adat bagi
masyarakat Minangkabu, yang ditancapkan ke tanah.
Nama latin tanaman ini
adalah Morus macroura Miq. yang mempunyai beberapa nama sinonim
seperti Morus alaisia Deless. ex Moretti, Morus alba var. laevigata Bur., Morus
laevigata Wall., Morus wallichiana Koidz., dan Morus
wittiorum var. mawu Koidz. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Himalayan Mulberry atau Sumatra Mulberry. Sedangkan di Indonesia dikenal juga
sebagai Kertau, Hole Tanduk, atau Andaleh.
Andalas adalah
pohon asli Indonesia, meskipun bukan termasuk tumbuhan
endemik. Tumbuhan ini tersebar di China (Yunan dan Hainan), Tibet,
Kamboja, Malaysia (Semenanjung), Laos, Vietnam, Thailand, dan Indonesia
(Sumatera dan Jawa). Poplasi secara global masih cukup banyak, namun di
Indonesia mulai langka.
Pohon Andalas
berukuran besar dengan tinggi mampu mencapai 40 meter dengan diameter batang
bawah mencapai 2 meter. Bentuk daun dan buah mirip murbai.
Selengkapnya
tentang pohon Andalas, baca artikel : Pohon Andalas
Tanaman Khas Sumatera Barat.
Klasifikasi
ilmiah Andalas : Kingdom : Plantae. Divisi : Tracheophyta. Kelas:
Magnoliopsida. Ordo : Rosales. Famili : Moraceae. Genus : Morus. Spesies : Morus
macroura Miq.
FAUNA SUMATERA
BARAT
Kuau Raja Burung
Khas Sumatera Barat
Hewan khas
Sumatera Barat adalah burung Kuau Raja. Burung dari famili Phasianidae ini
merupakan salah satu burung asli pulau Sumatera. Ciri khas burung berukuran
besar ini adalah pejantannya yang memiliki bulu ekor yang panjang dan indah
dengan motif bulatan-bulatan berwarna cerah dan berbintik-bintik keabu-abuan.
Saat kawin, pejantan akan menarik perhatian betina dengan mengembangkan bulu
sayap dan ekornya. Bulu ekor ini terkembang layaknya kipas raksasa. Perlahan
kipas tersebut ditarik ke depan sehingga menutupi seluruh tubuh dan kepala
burung jantan.
Nama latin hewan ini
adalah Argusianus argus (Linnaeus, 1766). Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Great Argus. Sedangkan penyebutan lokal untuk hewan ini
adalah ‘kuang’.
Burung ini
berukuran besar dengan berat mencapai 10 kg. Panjang dari kepala hingga ujung
ekor pada burung Kuau Raja jantang dapat mencapai 2 meter, sedangkan betinanya,
karena ekornya pendek, hanya berukuran sekitar 75 cm. Selain ciri khas ekornya
pejantannya yang bisa menjadi kipas layaknya burung merak, pada ekor pejantan ini
terdapat dua helai bulu yang sangat panjang, bisa mencapai 1 meter lebih. Hidup
di permukaan tanah dan mempunyai kemampuan berlari yang cukup baik, meskipun
dapat terbang untuk jarak pendek.
Kuau Raja
merupakan salah satu burung asli Indonesia yang hidup di pulau Sumatera dan
Kalimantan. Selain itu burung besar maskot Sumatera Barat ini tersebar di
Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Selengkapnya
mengenai burung Kuau Raja, baca : Burung Kuau
Raja Si Raksasa Seratus Mata.
Klasifikasi
Ilmiah Kuau Raja : Kerajaan : Animalia. Filum : Chordata. Kelas : Aves.
Ordo: Galliformes. Famili : Phasianidae. Genus : Argusianus. Spesies: Argusianus
argus(Linnaeus, 1766).
sumber :
http://www.kaltimprov.go.id/
http://alamendah.org/2014/09/14/hewan-dan-tumbuhan-khas-sumatera-barat/
http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/23/sumatera-barat
http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/23/sumatera-barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar